Renault Duster, Good but not God Enough untuk Pasar
Indonesia
Dua minggu lalu, saya dan
keluarga pergi berlibur ke Bandung, namun saat menuju hotel di kawasan Dago
Pakar harus menghadapi tanjakan dan jalanan yang rusak, sehingga benar-benar
menyiksa mobil MPV kesayangan, belum lagi beberapa tempat yang saya kunjungi
disana pun memerlukan kemampuan ekstra sebuah mobil. Saat itu, terbersit dalam
benak saya, mungkin enak kali ya kalau punya mobil 4x4 tapi yang tetap bisa
dipakai sehari-hari dan bisa diajak liburan ke medan yang cukup berat.

Foto dicuplik dari http://yran4x4.blogspot.co.id
Setelah browsing
sana-sini, ketemulah Renault Duster, tapi ternyata ini mobil seperti kurang
bertaji untuk bersaing di Indonesia pada hal sudah CKD Pulo Gadung dan memilik
spesifikasi yang saya butuhkan. Mesin bertenaga, irit, bisa angkut keluarga,
tidak terlalu besar karena tidak muat di parkiran, bisa dipakai di jalanan Jakarta
yang sempit dan ruwet dengan motor, serta memiliki bandel.
Jujur saja siapa diantara
kalian yang aware dengan Renault
Duster? Saya yakin pasti ga banyak. Mobil yang sangat terkenal di Eropa dan
India karena fungsionalitasnya yang luar biasa dengan harga yang biasa ini di
Indonesia seperti hilang dalam debu. Bahkan mantan pembawa acara Top Gear,
James May sangat menyukai mobil ini.
Duster yang di Eropa
berada di bawah merek Dacia ini merupakan salah satu produk terbaik yang pernah
dibuat aliansi Renault-Nissan secara global. Sejak pertama kali diperkenalkan
pada 2010, di Eropa saja Renault Duster sudah sudah laku sebanyak 635 ribu, dan
di India dari April 2015-2016 sudah laku hamper 19 ribu mobil.
Review Off-Road Dacia Duster oleh AutoExpress Inggris. Mantap ga tuh!!
Tapi kenapa di Indonesia
ga laku? Spesifikasinya luar biasa, hanya dengan harga 350 jutaan kita sudah
bisa mendapatkan mobil 4x4 yang mampu menaklukkan medan offroad ringan.
Meskipun tanpa full-time diff lock, kemampuan Duster sudah cukup mumpuni. Coba
saja lihat di youtube kalau kalian tidak percaya.Salah satunya yang mungkin bisa kalian lihat AutoCar Off-Road Test: Dacia Duster
Dengan interior yang
nyaman meskipun agak membosankan, kaki-kaki yang kuat, irit naujubile dan mesin
yang ga ada bandingannya. Bayangkan aja, mesinnya cuma 1500 cc 110 PS, tapi
torsinya 245 nm pada rpm 1.750 plus 4x4 lagi. Mana ada mobil sekuat ini di
Indonesia. Tapi kenapa tidak laku?! Ini pendapat saya kenapa.
Silahkan liat interiornya. So dull and void, almost as worst as being sucked up by blackhole!!
Gambar pinjam dari otomotifnet.com
Mobil Jepang
Duster bermain di segmen
orang-orang yang sensitive sama pendapat bahwa mobil yang bagus itu mobil
Jepang. Meskipun sebenarnya di segmen 4x4 dengan harga segitu, ga ada satupun
yang bisa dibandingin sama duster, paling yang mirip-mirip torsi dan mesinnya
di segmen small-SUV itu ada Chevrolet Trax atau Mistsubishi Outlander Sport, tapi
tetap mereka bukan 4x4. Dulu sempet ada Subaru XV, tapi karena ada masalah
dengan pemerintah mereka belum jualan lagi. So, practically untuk small-SUV,
Duster ga ada lawan.
Belum lagi Duster juga
bermain di rentang harga yang ramai dengan medium MPV, seperti pemimpin pasar
Innova baru, Honda Freed, Chevrolet Orlando dan pendatang baru Toyota Sienta.
Sebenarnya selain Innova, yang lain bisa dilupakan karena memang kedigdayaannya
di segmen ini mutlak.
Innova baru sekarang juga
memiliki ground clearance yang lebih tinggi dan penampilan yang lebih SUV-like,
sehingga mampu menjadi pesaing utama Renault Duster.
Puteran buat mengaktifkan mode 4WD. Simple mode for easy driving.
Lagi-lagi gambar pinjaman otomotifnet.com
Diesel
Renault Duster yang
dipasarkan di Indonesia hanya memiliki varian diesel. Orang Indonesia saat ini
masih berpikiran bahwa mobil bensin lebih baik daripada mobil diesel karena
berisik dan banyak getaran. Padahal sebenarnya anggapan ini sudah tidak lagi
relevan.
Seiring dengan
meningkatnya, mesin diesel tidak lagi berisik dan penuh getaran. Teknologi
commonrail telah merubah semua itu. Coba saja bandingkan Fortuner gen-1 dengan
Fortuner baru. Tentu getaran dan suaranya berbeda.
Teknologi commonrail juga
diterapkan pada Renault Duster dengan mesin 1.461 cc K9K dCi (direct
common-rail injection) yang mampu menyemburkan 245 Nm pada 1750 Rpm. Mesin ini
sangat baik dala konsumsi bahan bakar, dalam beberapa review “teman sebelah”
bahkan bila menggunakan Pertamina Dex bisa mencapai sekitar 20 km/l untuk
perjalanan dalam kota. Coba bandingkan dengan SUV diesel lainnya yang hanya
mencapai 10 km/l untuk rute yang sama.
Selain itu, Renault
Duster juga memberikan peredaman yang baik, berdasarkan review “teman sebelah” suara
mesin tidak terlalu terdengar di kabin, dan memiliki bantingan yang pas untuk
sebuah SUV.
Mesin 1.5 dCi K9K. Mesin K9K juga dipakai oleh beberapa Mercy tipe A-Class dan B-Class. Orang Jerman saja percaya sama kemampuan mesin ini. Sumber: http://renault-repairs.com/renault-1-5dci-k9k-engine-overview/
Hanya ada manual transmition
Salah satu kelemahan terbesar
Renault Duster adalah tidak adanya transmisi otomatis, padahal sebenarnya mobil
ini sangat cocok untuk dipakai diperkotaan, dan masyarakat perkotaan seperti
Jakarta dan Surabaya cenderung lebih memilih transmisi otomatis.
The big why kenapa Renault hanya menghadirkan transmisi manual
karena mereka menyasar bos-bos perkebunan yang membutuhkan mobil yang nyaman
dan dapat melibas medan off-road ringan. But hey, offroad ringan di Kalimantan,
Sulawesi, dan Medan bila hujan akan menjadi offroad berat. Dan bila ini
terjadi, tentu bos-bos ini akan memilih D-Cab. Belum lagi D-Cab jaman sekarang
itu sudah banyak yang nyaman macam Nissan Navarra dan Mitrsubishi Triton yang
sudah jok kulit dan memiliki transmisi otomatis.
Tentu para bos ini akan
berhitung, buat apa beli mobil yang cuma bisa dipakai pada saat musim kemarau
saja, lebih baik mereka beli D-Cab yang lebih nyaman.
Jaringan After Sales
Hal ini merupakan kunci
bila ingin bermain di Indonesia. Kita lihat bagaimana Toyota dan Honda mampu
mendominasi pernjualan nasional. Semua salah satu kuncinya adalah tersedianya
jaringan aftersales yang kuat.
Diler Renault di
Indonesia sendiri saat ini baru 12 saja. Mungkin sebaiknya Renault Indonesia
bisa menggunakan aliansinya dengan Nissan untuk dapat menggunakan diler Nissan/Datsun
sebagai perpanjangan tangan mereka.
Brand Renault
Hal inilah factor yang
paling penting kenapa Renault Duster dengan segala kelebihannya tidak mampu
bertaji di pasar Indonesia. Investasi mereka dalam mengembangkan brand perlu
untuk ditambah lagi bila ingin bersaing di Indonesia.
Saya tidak tahu bagaimana
dengan kalian, tapi saya seumur hidup belum pernah melihat pameran Renault di
mal-mal Jabodetabek atau pusat keramaian lain. Saya cuma pernah melihat Renault
di GIIAS dan IIMS, dan di IIMS tahun ini pun mereka tidak hadir. Belum lagi
kehadiran mereka dalam komunitas dan acara promosi lainnya juga tidak pernah
terdengar.
Review media online
mengenai mobil ini juga sangat terbatas, kalaupun ada paling isinya cuma media test drive yang di Puncak tahun
lalu dan satu review youtube di channel salah satu majalah otomotif terkemuka.
Dan sayangnya, pelaksanaan review majalah ini sangat buruk!!! Come on Autob**d
you are better than that!!!
Di komunitas online macam
kaskus dan seraya motor juga topik mengenai Renault Duster sangat sedikit,
kalaupun ada isinya hanya sales yang stress jualannya tidak laku-laku.
Sepertinya Corporate
Communication Renault lebih banyak belanja kebutuhan sehari-hari di Carr*four
MT. Haryono daripada meningkatkan brand awareness Renault.
Sayang sekali Renault
Duster tidak bisa bersaing di pasar Indonesia. Mungkin sebaiknya Renault Duster
bisa diarahkan ke kaum urban seperti yang membutuhkan kendaraan sehari-hari
yang irit, dan senang berlibur bersama keluarga ke tempat-tempat yang belum
memiliki akses jalan yang baik.
Kemungkinan nasib Renault
Duster akan membaik bila PT Auto Euro Indonesia selaku APM membawa Renault
Duster AMT yang sudah diluncurkan di India ke Indonesia dan tentunya
meningkatkan promosi dan brand awareness mereka. (AFD)